I made this widget at MyFlashFetish.com.

Rabu, 22 Desember 2010

HAPPINESS TREE BAMBOO (Sukacita Pohon Bambu)

Rumpun Bambu itu tumbuh di tepi hutan. Pada malam hari ia memandang kagum pada bulan dan bintang-bintang. Pada siang hari batang-batangnya berkilau ditimpa sinar matahari.

Ia bertetangga dengan Pohon Enau. Orang-orang yang melewati Rumpun Bambu itu biasanya berdecak kagum.

“Ck, ck, ck…, cantik benar Rumpun Bambu ini!”

Setiap orang membutuhkan bambu, Rumpun Bambu akan memberikan pohonnya dengan ramah. Ia merasa bahagia karena ada anak kecil mengambilnya untuk membuat seruling.

Setiap kali ada batang bambu di potong, muncullah tunas baru yang segar. Lalu, tumbuh menjadi batang bambu yang cantik.

Namun, suatu pagi muncul Burung Kecil datang dan berkata, “Rumpun Bambu yang cantik, bolehkah aku tinggal di dekatmu?”

“Silakan! Aku senang Tuhan mengirim seorang kawan lagi,” jawab Rumpun Bambu.

Tak lama kemudian datanglah dua orang pria mendekati Rumpun Bambu. Yang pendek berkata kepada kawannya yang tinggi, “Rumpun Bambu ini bagus. Aku akan memotongnya untuk membuat kandang kerbau!”

Rumpun Bambu senang. Namun, Burung Kecil berkata, “Rumpun Bambu, jangan berikan batang bambumu untuk kandang kerbau. Kau akan tersiksa dengan bau kotorang kerbau. Pada malam hari banyak nyamuk akan mengganggumu. Keraskan dirimu!”

“Burung Kecil itu sungguh baik,” pikir Rumpun Bambu. Ia pun mengeraskan batangnya. Dengan begitu, ia sulit dipotong. Kedua pria itu lalu mencari Rumpun Bambu yang lain.

Beberapa hari kemudian, datang seorang yang ingin mengambil bambu untuk membuat jembatan. Lagi-lagi si Burung berkata, “Jangan berikan. Kau akan diinjak-injak!”

Rumpun Bambu menuruti nasihat si Burung Kecil.

Suatu hari ada beberapa orang melewati Rumpun Bambu itu. Salah seorang berkata, “Mengapa Rumpun Bambu ini jadi jelek, tidak secantik dulu?”

Mendengar itu Rumpun Bambu menjadi sedih. Si Burung Kecil segera berkata, “Ah, rupanya kamu ini Rumpun Bambu yang jelek. Aku akan pergi mencari tempat tinggal lain!”

Si Burung Kecil pun terbang meninggalkan Rumpun Bambu. Si Rumpun Bambu merenung. Pohon Enau di sampingnya berkata, “Mengapa kau bersedih? Burung Kecil itu bukan kawan yang baik. Tak usah kau pikirkan!”

“Aku tidak memikirkan dia. Aku memikirkan diriku. Dulu aku Rumpun Bambu yang cantik, sekarang tidak lagi. Apa salahku?” kata Rumpun Bambu.

Pohon Enau menjawab, “Dulu kau bahagia karena kau baik hati. Kau memberikan batang bamboo kepada orang yang memerlukan. Setiap kali kau berikan batangmu, tunas baru akan muncul, dan tumbuh menjadi batang cantik. Nah, setelah kau menuruti nasihat Burung Kecil itu, kebahagiaanmu pun hilang.”

Rumpun Bambu itu masih diam termenung.

Rumpun Bambu itu merenungkan kata-kata pohon Enau. Kata-kata Enau benar. Ia mulai memberikan batang bambunya dengan senang hati bagi siapapun yang membutuhkannya.

Beberapa waktu kemudian, bambu itu menjadi cantik kembali. Burung Kecil muncul kembali dan ia ingin tinggal di dekatnya lagi.

“Silakan! Tetapi maaf, aku tidak akan menuruti nasihatmu lagi! Pikiranmu selalu jelek, dan aku ingin selalu berguna dan bersukacita.”

Si Burung Kecil berkata, “Kalau begitu, aku pergi saja. Pikiran kita berbeda!” Burung Kecil pun terbang menjauh.

Rumpun Bambu menggeleng, katanya, “Sayang sekali! Dia belum pernah merasakan suka cita karena menolong makhluk lain….”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar