I made this widget at MyFlashFetish.com.

Selasa, 21 Desember 2010

Legenda Lok Si Naga

Sebuah keluarga nelayan mempunyai seorang anak laki-laki. Bila mereka pergi bekerja, anaknya tinggal di rumah untuk menjaga rumah.

Pada suatu hari, suami istri nelayan itu menunggu ikan-ikan masuk alat penangkap ikan. Alat itu berupa tangguk besar. Lama sekali tak seekor ikan pun yang masuk. Mereka hampir putus asa.

Namun, akhirnya mereka pun berhasil. Pada waktu mereka mengangkat tangguk untuk kesekian kalinya, ternyata di dalamnya terlihat ada sebutir telur yang amat besar. Karena takut, telur itu mereka masukkan ke dalam air.

Namun demikian, setiap kali mereka mengangkat tangguk ada pula telur itu. Kejadian itu berulang terus meskipun mereka pindahkan tangguk mereka ke tempat lain. Rupanya telur itu berkeras hati untuk tetap bersama mereka. Akhirnya, telur itu pun dibawa pulang.

Setiba di rumah, dilihatnya anak tersayang mereka sedang tidur. Kedua suami istri itu pun merebus telur itu karena tidak mendapatkan ikan seekor pun. Setelah matang, telut itu mereka makan sebagai lauk.

Setelah kenyang, terjadilah suatu keajaiban. Kedua suami istri itu perlahan-lahan berubah rupa menjadi dua ekor naga yang besar. Keajaiban itu tidak menimpa anak mereka.

Ketika anak itu terjaga dari tidurnya, ia menjadi ketakutan. Ia pun menangis melihat keadaan orang tuanya. Setelah anaknya tenang, ayahnya menasihati anaknya agar tidak makan telur di atas dulang. Telur itu adalah telur naga putih yang hidup di sungai tempat mereka mencari ikan.

Ada dua pesan lain yang mereka berikan kepada anaknya. Pertama apabila timbul darah merah di air sungai, itu berarti bahwa mereka kalah. Yang kedua, bila timbul darah putih, itu berarti bahwa naga putihlah yang kalah. Tanda pergulatan itu akan terlihat apabila hujan turun rintik-rintik pada hari panas dan pelangi timbul diantara langit dan bumi.

Setelah meninggalkan pesan itu, kedua orang tua itu pun terjun ke sungai. Mereka hendak bertempur melawan naga putih yang telah mengubah wuud mereka.

Sepeninggal orang tuanya, anak itu sering terlihat duduk termenung di pinggir sungai. Benarlah yang dikatakan orang tuanya. Pada suatu hari panas, hujan turun rintik-rintik, dan ada pelangi di langit. Terlihat air sungai berubah manjadi putih seperti susu. Itulah tanda bahwa orang tuanya menang dalam perkelahian dengan naga putih. Anak itu tidak dapat hidup sendiri. Oleh karena itu, ia tetap duduk termenung sampai akhir hayatnya.

Demikianlah terjadinya tempat yang disebut Lok Si Naga yang kira-kira berarti Sungai Naga.

2 komentar:

  1. Khazanah cerita rakyat kandangan, hulu sungai selatan, kalimantan selatan seperti Maharaja sukarama dan raja-raja dari kerajaan negara daha, perebutan tahta pangeran samudera dengan pangeran tumenggung, legenda raja gubang, datu panglima amandit, datung suhit dan datuk makandang, datu singa mas, datu kurba, datu ramanggala di ida manggala, datu rampai dan datu parang di baru sungai raya, datu ulin dan asal mula kampung ulin, datu sangka di papagaran, datu saharaf parincahan, datu putih dan datu karamuji di banyu barau, legenda batu laki dan batu bini di padang batung, legenda gunung batu bangkai loksado, datu ning suriang pati di gambah dalam, legenda datu ayuh sindayuhan dan datu intingan bambang basiwara di loksado, kisah datu ning bulang di hantarukung, datu durabu di kalumpang, datu baritu taun dan datu patinggi di telaga langsat, legenda batu manggu masak mandin tangkaramin di malinau, kisah telaga bidadari datu awang sukma di hamalau, kisah gunung kasiangan di simpur, kisah datu kandangan dan datu kartamina, datu hamawang dan datu balimbur serta sejarah mesjid quba, tumenggung antaludin dan tumenggung mat lima mempertahankan benteng gunung madang, panglima bukhari dan santar dalam perang amuk hantarukung di simpur, datu naga ningkurungan luk sinaga di luk loa, datu singa karsa dan datu ali ahmad di pandai, datu buasan dan datu singa jaya di hampa raya, datu haji muhammad rais di bamban, datu janggar di malutu, datu bagut di hariang, datu abbas dan sejarah mesjid ba angkat di wasah, dakwah penyebaran agama islam datu taniran di angkinang, datu balimau di kalumpang, datu daha, datu kubah dingin, makam habib husin di tengah pasar kandangan, kubur habib ibrahim nagara dan kubah habib abu bakar lumpangi, kubur enam orang pahlawan di ta’al, makam keramat bagandi, kuburan tumpang talu di parincahan, pertempuran garis demarkasi dan kubur Brigjen H.M. Yusi di karang jawa, pahlawan wanita aluh idut di tinggiran, panglima dambung di padang batung, gerombolan Ibnu hajar, sampai cerita tentang perang kemerdekaan Divisi IV ALRI oleh pejuang-pejuang kandangan yang banyak tersebar di banua amandit yang dipimpin Brigjend H. Hasan Basery di telaga langsat, karang jawa, jambu, ambutun, ambarai, mandapai, padang batung, ni’ih, simpang lima, sungai paring, mawangi, tabihi, durian rabung, munggu raya dan pembacaan teks proklamasi kemerdekaan Kalimantan 17 Mei di Kandangan. Semuanya adalah salah satu aset budaya dan sejarah bagi Kalimantan Selatan.

    BalasHapus
  2. Assalamualaikum.. Selamat siang. Perkenalkan nama saya Hani dari Kota Samarinda mahasiswi Universitas Mulawarman Fakultas Ilmu Budaya. Saya sedang penelitian skripsi, saya mengambil objek cerita rakyat dari Kalimantan Selatan yang berjudul "Legenda Balahindang" berasal dari Rantau dan "Lok Si Naga" berasal dari Kandangan. Apakah kedua cerita rakyat tersebut sama saja atau berbeda? Mohon pengetahuannya. Terima kasih. Salam

    BalasHapus