I made this widget at MyFlashFetish.com.

Selasa, 21 Desember 2010

Sahabat Putri Bulan

Di pedalaman Kalimantan hiduplah seorang pemuda Dayak yang gagah dan tampan. Ia rajin bekerja dan pandai berburu. Selain itu, juga pandai bermain musik, memetik kecapi dan sampe. Namanya Kilip. Ia hidup sebatang kara di rumah peninggalan orang tuanya.

“Alangkah bahagianya kalau aku dapat pergi mengembara. Aku dapat melihat dunia ini lebih banyak,” kata Kilip pada dirinya sendiri. Namun, keinginannya tinggal harapan sebab sebelum meninggal orang tuanya berpesan agar Kilip menjaga rumah dan kampung halamannya. Pesan itu selalu membuat hatinya bimbang.

Pada suatu malam, setelah seharian bekerja di ladang, Kilip duduk di tangga rumahnya. Ia mulai memetik sampe dan menyenyikan lagu yang indah. Lagu ciptaannya sendiri. Lagu yang menyuarakan cita-citanya. Ia menyanyi sampai jauh malam.

Suara dan petikan sampe menggema di angkasa. Selama Kilip menyanyi bulan bersinar amat terang. Ketika ia berhenti bernyanyi, langit pun gelap dan bulan mulai redup.

Ketika malam sudah jauh dan bulan hampir tenggelam, ia berhenti bernyanyi dan berangkat tidur. Tiba-tiba langkahnya terhenti karena ada sebuah cahaya berkilau turun dari langit. Belum habis rasa terkejutnya, cahaya itu perlahan berubah menjadi seorang putri yang jelita.

“Siapa engkau?” tanya Kilip dengan heran.

“Putri Bulan,” jawabnya singkat.

Kilip menatap putri itu dengan sorot mata teliti.

“Jangan-jangan peri hutan yang jahat…?” kata Kilip dalam hati.

“Jangan takut. Aku datang untuk mengucapkan terima kasih.”

Kilip semakin tidak mengerti. Putri itu mendekat.

“Saat engkau memainkan musik, aku sedang diterkam raksasa Ruha.”

“Diterkam raksasa…?”

“Benar. Raksasa Ruha selalu datang saat aku bersinar. Ia ingin menguasai negeri bulan dan mengisap sinarku. Jika hal itu terjadi, akan terjadi gerhana dan aku berhenti bersinar,” kata Putri Bulan menjelaskan.

“Tetapi, raksasa Ruha melepaskanku saat ia mendengar suara lagumu.”

Kilip masih tidak mengerti. Tapi, ia berusaha memercayai penjelasan Putri Bulan.

“Untuk membalas kebaikanmu, aku akan memberikan hadiah untukmu. Katakan permintaanmu,” kata Putri Bulan.

Kilip teringat akan keinginannya. “Aku ingin melihat dunia ini lebih banyak,” jawab Kilip.

Lalu, Putri Bulan mengubah dirinya menjadi seekor burung. “Naiklah ke punggungku. Aku akan membawamu berkeliling dunia.”

Kilip cepat-cepat melompat ke punggung burung jelmaan. Dalam sekejap ia telah melayang-layang di angkasa. Ia dapat melihat betapa luasnya dunia ini. Rumah-rumah, gunung-gunung menjulang, lembah menghampar, hutan yang luas, serta sungai yang meliuk-liuk, semua membuatnya kagum.

“Aku telah melihat dunia. Sekarang kembalikan aku ke rumahku,” kata Kilip pada burung jelmaan. Burung pun kembali ke bumi. Burung mendarat tepat di depan rumahnya. Ketika Kilip turun, burung itu berubah kembali menjadi cahaya. Dengan cepat cahaya itu naik ke angkasa.

“Kunantikan suaramu yang merdu setiap malam…” sebuah suara menggema di angkasa.

Sejak saat itu Kilip selalu memetik kecapi atau sampe untuk Putri Bulan, sahabatnya. Kini ia tidak kesepian lagi. Ia telah melihat dunia lebih banyak. Peristiwa itu membuat Kilip semakin mencintai kamung halamannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar